Text
Tafsir ayat-ayat keluarga agar rumah tidak seperti neraka
Sesungguhnya kehidupan itu tak akan pemah sepi dari romantika dan problematika. "Surga" kehi-dupan dalam keluarga bukanlah utopia, sehingga ada ucapan "Baiti jannati, rumah adalah surgaku". Namun, neraka kehidupan dalam berkeluarga pun bukan mustahil bisa terjadi, sehingga ada keluhan yang mengatakan, ''Baitika'n naar, rumahkusepertineraka''.Maka, Al-Qur an tak akan berhenti dalam memberikan solusi. Allah SWT berfirman, âWahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikatyang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Diaperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.â (at-Tahriim: 6). Melalui ayat ini, Allah SWT memperingatkan kita untuk memberikan perhatian besar terhadap keluarga dengart membentengi diri dan keluarga besar kita dari jilatan api neraka. Penggunaan lafazh "Quu" (peliharalah) dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa "taring- taring" neraka menyebar di mana-mana, siap mener- kam diri kita dan keluarga. Bahwa kita dipe¬rintahkan untuk menjadikan rumah kita tidak seperti neraka. Caranya dengan mendidik dan membina anggota keluarga kita menjadi manusia yang bertakwa ke¬pada Allah SWT dengan senantiasa menyeru mereka untuk menaati Allah SWT dan melarang mereka dari maksiat kepada-Nya serta meninggalkan larangan- larangan-Nya. Taujihat rabbaniyyah (arahan-arahan Allah) berupa larangan-larangan dan perilaku-perilaku negatif yang mesti diwaspadai dan dihindari agar terhindar dari murka Ilahi atau siksa api neraka. Jika sifat dan perilaku negatif ini terdapat dalam sebuah rumah tangga, maka rumahnya pun seperti neraka dan jauh dari kehidupan surgawi: tenang, harmonis, damai, sejahtera dan bahagia yang diredaksikan dalam Al-Qur- 'an (surah ar-Ruum ayat 21) dengan kalimat sakinah, mawaddah wa rahmah.âMaka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, te- tapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.â (al-Hajj: 46). Hidupkan hatimu dengan mauizhah (nasihat). Sinari ia dengan tafakur (kontemplasi/merenung). Matikan dengan zuhud, kuatkan dengan keyakinan, hinakan dengan kematian, putuskan dengan kehancuran, perlihatkan kepahitan dunia, tanamkan kewaspadaan terhadap perputaran waktu, perlihatkan padanya berita-berita kaum terdahulu, ingatkan dengan apa yang menimpa orang-orang sebelumnya, perjalankan ia ke negeri-negeri mereka dan bekas-bekas peninggalan mereka dan biarkan hati itu melihat apa yang telah mereka perbuat dan kehancuran serta kebinasaan yang menimpa mereka."
B0023538 | 297.612 AHM a | My Library (200) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain